Mengenal Teknik Tali Temali

Pengertian Tali

Sebelum kita membahas teknik tali temali, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu tali. Tali merupakan salah satu peralatan yang cukup vital di dalam kegiatan kita sehari-hari. Dimana tali dapat digunakan sebagai pengikat (mempersatukan) benda-benda atau lainnya dan juga dapat sebagai penghubung dari satu tempat ke tempat lainnya. Jadi tali adalah alat bantu yang penting bagi kita dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

Di dalam kegiatan kepencintaalaman, khususnya kegiatan Mountainering, caving, Rock Climbing, tali merupakan suatu peralatan yang sangat penting. Oleh karena itu diperlukan tali yang kuat dan tahan terhadap beban berat.
contoh simpul dalam tali temali
Contoh Simpul

Banyak macam dan jenis tali tetapi tidak semuanya dapat digunakan dalam kegiatan tersebut. Kita harus dapat memilih tali yang baik. Biasanya sintetis nilon adalah merupakan tali yang baik digunakan, karena kuat, elastis, dan tidak mudah rapuh bila terkena air.

Secara umum ada Dua Jenis Tali, yaitu:

1. Hawserlaid (Laid Rope)

Tali yang terdiri dari serat halus terbuat dari nylon, yang dipilin menjadi 3 bagian.

1.1              Kelebihan hawserlaid

  • Tahan terhadap abrasi
  • Mempunyai daya lentur yang tinggi ( sampai 40%)
  • Konstruksinya sedemikian rupa sehingga memudahkan pengamatan kerusakan yang terjadi pada tali.

1.2              Kekurangan  hawserlaid :

  • Cenderung menjadi kaku bila sudah sering dipakai, sehingga agak sukar membuat simpul, dalam hal membuat simpul harus diperiksa benar-benar apakah simpul sudah terjalin rapih, apa belum demi keamanan.
  • Bentuknya yang demikian rupa cenderung melintir bila dipakai untuk abseiling (turun melalui tali).

2. Kernmantel (Mantel Rope)

Tali jenis ini lebih populer dari pada Hawserlaid akhir-akhir ini. Dikarenakan lebih praktis dan lebih baik di dalam penggunaan, sebab permukaan tali lebih rata sehingga mengurangi gesekan pada tangan atau benda lainnya.
Tali jenis ini terdiri dari 2 bagian,  yaitu :
  • Bagian dalam ini (kern) yang terdiri dari serat-serat berwarna putih.
  • Bagian luar (mantel) yang merupakan anyaman yang melindungi bagian inti.

 Berdasarkan konstruksi dan Penggunaannya, Kernmantel dibagi menjadi 3 Jenis

2.1              Kernmantel Dinamis

Kernmantel yang dipakai untuk rock climbing. Bagian intinya dianyam dan daya lenturnya tinggi (25 – 30%). Lapisan luar terdiri dari anyaman yang tidak terlalu rapat. Biasa disebut dengan Kernmantel Dinamis.

2.2              Kernmantel Statis

Kernmantel yang digunakan untuk caving (Speleo Rope) bagian dalamnya tidak dianyam sehingga daya lenturnya rendah (10%). Sedangkan lapisan luarnya dianyam rapat sekali sehingga air lumpur tidak mudah masuk. Daya lentur yang rendah dimaksudkan untuk menghindari Vovo Effeck yang membahayakan untuk menelusuri gua vertikal.

2.3              Kernmantel Semi Statis

Kernmantel yang digunakan untuk penyelamatan  (Rescue Rope). Bagian luarnya tidak dianyam dengan rapat sama seperti yang digunakan dalam rock climbing tetapi bagian dalamnya lurus dan sama seperti kontruksi pada speleo rope sehingga daya lenturnya rendah (10%). Tali itu dapat meredam Vovo effeck dan mudah dibuat simpul.
Untuk Abseiling atau Ascending (naik melalui tali) tali yang baik dipakai adalah yang mempunyai diameter 11 atau 12 mm. Diameter sebesar itu dianggap cukup tahan terhadap gesekan, tidak terlalu berat dibawa dan sesuai dengan besarnya alat-alat yang digunakan untuk abseiling maupun ascending, umumnya kernmantel sebesar ini mempunyai daya menahan beban sebesar ini mempunyai daya menahan beban sebesar 2000 kg. Kemampuan ini adalah yang diuji di pabrik (UIAA = Union Internationalate des Assosications d Alpinisme) akan tetapi hal ini tidak berarti tidak dapat memakai dengan seenaknya. Di medan sesungguhnya kekuatan tali dapat berkurang karena berbagai hal misalnya :
  • Gesekan dengan tebing
  • Simpul yang dibuat pada tali tersebut
  • Gesekan dengan alat turun
  • Hentekan yang dihasilkan oleh gerakan abseling
  • Panas Matahari
  • Lumpur yang menempel pada tali

Perawatan Tali

Tali nylon, baik kernmantel maupun hawserlaid, memang mempunyai banyak kelebihan, tetapi ada juga kekurangannya. Oleh karena itu harus tahu bagaimana merawat tali tersebut, agar dapat dipakai dengan aman. Merawat tali berarti memperpanjang umur tali tersebut di dalam pemakaiannya.
Beberapa hal yang patut diperhatikan :
1.    Untuk mencegah memberodolnya ujung tali, maka ujung tali harus dirapatkan dengan cara membakarnya atau dipanaskan.
2.    Tali kernmantel harus dicuci terlebih dahulu, agar sisi minyak dari pabrik dapat hilang, dan lapisan luar dan dalam dapat bersatu.
3.    Hindari tali dari panas matahari, karena tali nilon akan meleleh pada suhu 215o - 220o C. untuk menghindari tali dari kerusakan karena panas itu, ketika melakukan abseiling jangan terlalu cepat.

4.    Untuk menghindari gesekan, lapisan tebing yang dilaui oleh tali dilapisi dengan karung atau lainnya untuk menutupi bagian yang tajam.
5.    Hindari turun dengan cara meloncat dan menghentak tali karena hal ini dapat mengurangi daya tahan tali secara perlahan-lahan.
6.    Hindari tali dari zat-zat kimia apapun agar tdak hancur seperti air accu, oli, asam batre, dsb.
7.    Jangan menduduki, tali menginjak, kerena tanah dapat menyelinap msuk diantara serat-serat tali dan mempercepat kerusakan tali tanpa, diketahui, lebih-lebih pada tali kernmantel.
8.    Jangan menggantung tali dengan beban dalam waktu lama.
9.    Lepaskan segala jenis simpul setelah memakai tali.
10.  Hindari gesekan tali nilon dengna tali nilon lainnya, kerna dalam waktu singkat tali akan meleleh karena panas, yang ditimbulkan.
11.  Jangan sekali-kali menggunkan tali untuk menarik mobil dan benda lainnya.
12.  Cucilah tali setelah dipakai untuk eksplorasi /latihan. Jangan menggunakan air panas, semakin dingin air yang digunakan semakin baik karena dapat menghindari kari kerusakan, meskipun ada beberapa tali yang dapat dicuci dengan menggunakan sabun tetapi lebih baik hindari pencucian dengan penggunaan sabun, untuk mencegah kerusakan tali cucilah dengan air bersih.
13.  Lakukanlah pemeriksaan terhadap tali sebelum dipakai. Untuk mengecek tali apakah masih dalam keadaan baik, rabalah tali dan telusuri tali tersebut jengkal demi jengkal. Bila ada bagian dalam yang putus akan terasa dari perbedaan diameter tali tersebut.
Suatu percobaan yang pernah dilakukan telah menunjukan bahwa kecepatan turun 0,5 m/detik dalam 100 dapat menyebabkan descender yang terbuat dari metal mencapai panas 100o C, sedangkan kecepatan 2 m/detik menghasilkan panas 150o C. kecepatan turun yang ideal dan aman adalah 12m/26detik
14.  Catatlah riwayat pemakaian tali untuk mengetahui batas kekuatannya.
15.  Merawat tali berarti memperpanjang umur tali tersebut.dalam penggunaan tali dalam kegiatan pecinta alam misalnya: Mountainering, Rock Climbing, Caving, Rescue dsb dikenal beberapa simpul, dimana simpul-simpul tersebut sangat penting sekali dalam penggunaan tali tesebut.simpul-simpul  tsbt haruslah sederhana dan mudah dibuat,tidak mudah lepas dengan sendirinya ,mudah dibuka sipulnya bila dikehendaki, kuat, aman, serta nyaman dipergunakan.

2 komentar:

Anda bebas untuk berkomentar. Komentar anda sangat berharga bagi kami. Jangan lupa follow kami @ePendaki
juga facebook kami Pendaki Indonesia

Terimakasih